Minggu, 06 November 2011

BELAJAR DARI IKEA





Backpain yang berkepanjangan belakangan ini sangat menyiksa. Penyebabnya akhirnya ketahuan, kasur dan bantal gue selama ini bener-bener gak proper buat tidur. Bukan berarti harus mahal atau serba comfort, tapi memang butuh yang lebih layak sedikit buat melepas lelah.

Needs: mattress and pillow.
Boundary: gue foreigner dan gak tau harus beli dimana.
Budget: udah pasti terbatas.
Top of mind: IKEA.
Kenapa IKEA? ummm...kayaknya gue bisa dapet barang bagus dengan harga affordable, dan gue ngerasa...IKEA itu simple, gue banget! Hahahaha...

SIMPLE.
GUE BANGET!
How can i say that to a thing that i never had any experience of it???
This is how the brand works. Secara gak sadar, apa yang mereka positioniong-kan...emang bener2 nancep di pikiran kita. Ya okelah, positioning itu bahasa orang marketing banget. Tapi memang begitulah sebuah brand bekerja di pikiran alam bawah sadar kita.

Orang Jakarta, bakal ngerasa cool atau keren kalo beri barang-barang IKEA. Even gak kebayang ya kalo musti beli lemari minimalis itu dan ngebawanya ke jakarta. Man!! Tapi gak berhenti disitu, IKEA ngerti bangeeett... mereka gak akan ngebiarin kita pulang dengan tangan hampa, masih ada "pelipur lara", which is barang2 laper mata yang keliatan "lucu" buat kita. Shelf buku, frames, selimut, quilt, nite lamp, piring, sendok...semua barang2 laper mata yang bisa hand carry! Gak dapet lemarinya, gak dapet kasurnya, yang penting bisa bawa frame lucu ada label IKEA nya :)

Temen gue, dateng dari jakarta kemudian ketemu gue, dengan bangga nunjukkin sebuah tabung serbaguna minimalis : "Ma! liat doooong gue dapet apa di IKEA! nih....$5 aja loooh! lucu kan?" Begitu gue bilang: " Ini mah di matahari juga ada!". Mukanya langsung berubah, diem sih...tapi seolah wajahnya berkata... "iya juga sih yaaa...". Heehehehe...

Sementara housemate gue, orang lokal sini, begitu gue tanya soal IKEA, jawabnya justru: " IKEA tuh barang murah yang cepeeettt banget rusak! Gak worth! Gue gak yakin sama kualitasnya!"

Nah! Trus mana yang bener?

Ya gak ada yang salah dan gak ada yang bener.
Housemate gue berpendapat berdasarkan experience, temen gue dari Jakarta berpendapat berdasarkan emotional things. Dan buat sebagian orang, kualitas bukan issue, yang penting tuh barang/brand...GUE BANGET! I'm so into it!

Begitulah brand bekerja. In this case, IKEA.

IKEA adalah retailer furnitur terbesar di dunia, didirikan pada tahun 1943 oleh Ingvar Kamprad di Swedia. Apa yang menjadikannya sebagai popular retailer adalah produk2nya yang self assembled, di mana konsumen tidak perlu assistant untuk merakit furniturnya. Semua serba praktis, simple, dan menjadikan sebuah kemudahan dalam penataan tata letak ruang. Self assembled adalah value yang diberikan IKEA untuk menekan harga.

Menurut gue, material yang dipakai IKEA bukan kayu atau material lain dengan kualitas tinggi. DESIGN adalah yang menjadikannya sexy :) That's why, material bukan lagi jadi issue IKEA. Some people really doesn't care of it! They have a small space, limited budget, tapi mereka sadar akan trend dan cool things! So? They have the answer! Sama seperti gue hari ini, yang butuh kasur buat tidur. I do have the answer! :)

IKEA and me, buat sebagian orang, adalah personal thing! Bukan lagi hubungan kebutuhan.  Simple research gue by tweet malem ini, sebagian menjawab IKEA adalah creative, nice, dan affordable! That's it! That's what IKEA needs to build in ours! :)

Hmmm... Sekarang tinggal nunggu kiriman kasur gue dateng Jumat ini. Gue butuh experience untuk punya komentar lagi soal IKEA. Wiwww...gak sabar nyobain matras baru $79, matras termurah di IKEA yang gue beli. Darurat! Merelakan $55 untuk ongkos kirim! Gak manusiawi!!! Hahahaha....

Goodnite and sleeptight....

1 komentar:

  1. Itu bukan gue sih yang beli, tapi kakak gue .. semuanyaaah huhuhu ...

    BalasHapus