Sabtu, 17 Desember 2011

SUSHI MONSTER!






Untuk sampai ke tahap doyan sushi, gue mengalami beberapa fase. Anti. Gak doyan. Terpaksa makan karena sahabat gue doyan. Ditraktir. Yang penting kenyang. Gak ada pilihan. Ya udahlah daripada gak ada. Hmmm...lumayan. Enak juga nih. Enak. Terbius. Enak banget! Doyan banget!

Dan sekarang... terobsesi untuk bisa canggih bikin sushi biar gak perlu lagi berdiri di urutan waiting list di salah satu restoran sushi, baik di jakarta atau di sini.

Cukup "belajar" dari tutorial di youtube, belanja ke Cold Storage pulang kerja, ngabisin gak nyampe $20 buat semua bahan, dan bertekad makan sushi enak bikinan sendiri weekend nanti.

Bikin sushi itu ternyata mudah. Tapi butuh extra higienis karena semua bahan hand contact.
Bikin sushi itu asik. Bukan hanya harus enak, tapi juga harus cantik.

Skill. Craftmanship. Kesabaran.
Hasilnya?

Really do sorry to all sushi restaurants in town. Now i can eat all rolls while watching MTV.
Hehehehe...

Sabtu, 19 November 2011

MASA MUDA, MASA YANG BERAPI-API





Bang Haji Roma memang benar.
Darah muda, darahnya para remaja. Masa muda, masa yang berapi-api.

Bertemu 9 pemuda-pemudi (halah..boso ne iki jaman sumpah pemuda ngono...) di sebuah universitas swasta di ujung Grogol sana 11 tahun yang lalu. Waktu kita masih malu-malu, lugu dan cupu. Celana cutbray 90 ribuan, sepatu converse satu-satunya, kaos yang itu-itu aja... kita bertemu di ruang kelas yang sama, membawa tas art bag yang sama (sama-sama makan tempat dan ribettt), mengerjakan tugas (baca: penderitaan), dan punya mimpi yang sama...menjadi Art Director. (Kalo yang cewek-cewek sih biasanya mimpinya jadi istri Creative Director muda dan kaya raya aja deh...hehe).

Ketika kelas studio grafis semakin menyiksa dan menguras hati dan tenaga, mungkin lebih baik kita nongkrong di kopma atau di playground saja. Berakting sambil makan nasi ayam alaking. Itu juga bayarnya besok. "Acoooooong!!! Teh botol satuuuu! Nih 2500 yang botol kemaren, yang hari ini gue ngutang Cong!" Hayaaahhh.... Trrriiikkk! Hahahaha...

Itu 11 tahun yang lalu.

Sewaktu kita melaknat hampir semua dosen yang dengan pelit ngasih kita nilai pas-pasan, padahal kita udah ngos-ngosan. Semester pendek pun jadi pilihan. Selamatkan diri masing-masing! Tugas akhir tinggal selangkah lagi!

Itu 11 tahun yang lalu.
Sewaktu kita masih belepotan cat poster, cat air, tinta cina, tinta london, tinta amrik, tinta arab...atau apapun itu lah. Sewaktu kulit di tangan banyak goresan luka kebeler art paper atau kegores cutter waktu motong mood board. Dan hanya berakhir... "anjriiittt! nilai DKV gue cuma C! Sick!!!" . Rasanya mimpi jadi Art Director makin jauh... Mungkin gue jualan teh botol aja kali ya, ngikutin karirnya Acong...

Itu 11 tahun yang lalu.

Sekarang.
11 tahun kemudian.

Art bag, art pieces, sewaktu gue masih belajar membuat garis lurus dan gradasi dengan pensil...masih tersimpan rapi di lemari. Belum tega ngebuangnya. Walau nyokap berkali-kali bilang itu cuma jadi sampah. Buat gue, mereka adalah sejarah. (Nah..gini nih bahasa kalo umur udah makin uzur...cihhh..)

Teman-teman juga sejarah.
Celana cutbray dan kaos itu-itu aja juga sejarah.
Mimpi menjadi Art Director juga sejarah.
Itu mimpi.
Sekarang...udah jadi garis hidup.

Pagi ini gue liat-liat Facebook.
Kita semua udah menurunkan generasi. Gadis-gadis kecil dan baby boy yang lahir mungkin someday akan meneruskan cerita ini ya? Mungkin Timy nanti jadi Art Director hebat kayak Rama? Hahaha...

Siang ini liat facebook lagi.
Wahhh udah ada yang ke jepang, eropa, ina, ini, itu, sana, sini, situ...

Dunia juga gak sesempit ruang kelas yang selalu jadi korban gairah vandalisme. Hahaha...
Foto juga gak melulu sewaktu kita masih mengenal Friendster..ow maaan! Friendsteeeerrr.... (RIP)
Perjalanan juga gak sependek Grogol - Bintaro - Gandaria - Depok - Lebak Bulus.

We see the world, guys!

Gue yakin, sejauh apapun kita melanglang buana...adalah kerja keras yang membawa kita. Mimpi jadi Art Director boleh hilang. Nggak perlu jadi Art Director untuk jadi keren dan sukses. 11 tahun lalu adalah cerita. Kita masih punya cerita untuk 11 tahun yang akan datang...

Ketika perut semakin membuncit dan jeans semakin sempit...
Toh masih ada "BukBer" dimana kita ketemu untuk saling mengingatkan..."Raam...dieeet! Miaa...dieet! Rahmaaa..dieeet! Radhiiit...astagaaaah...dieeet diit!" Hahaha...

Ketika Timy, Quinsha, dan generasi-generasi berikutnya punya mimpi yang sama besarnya ketika kita ber-cutbray dan berkaos itu-itu saja 11 tahun lalu.

Masa muda, masa yang berapi-api.

I miss you.
And i will always do.


*Singapore, November 20th 2011. 11.34 AM.

Selasa, 15 November 2011

MALU SAMA FEI.




10.27 pm.
Badan, tulang punggung, sampe ke leher kayaknya udah mau rontok.
Tapi rasanya cerita yang satu ini gak bisa gue simpen sampe besok...

Hari ini menyenangkan.
Photo shoot pertama selama gue bekerja di sini.

Bertemu Fei, photographer laki-laki cina kelahiran Malaysia, tapi udah lama jadi warga negara Singapura. Orang yang sangat menyenangkan, berumur sekitar akhir 30-an. Di sela break sesi foto, dia bercerita tentang pengalaman terakhirnya, beberapa hari lalu dia ke Indonesia untuk pre-wedding photoshoot. Diawali dengan gerak tangan, dia memulai ceritanya...

(Kira-kira begini kalo di terjemahin ke bahasa...)

Fei:
"Hey..hey... minggu lalu gue ke Indonesia, ada kerjaan di sana. Gue baru tau, ada candi hindu yang gak kalah keren dari Angkor Wat. Gue liat itu di Jogja, nih dia... (sambil nunjukkin foto Candi Prambanan di iPad-nya...). Heran gue, candi ini detail banget. Dan waktu gue jalan sekitar jalanan di Jogja, gue nemu ini (nunjukkin foto becak), hahaha...this is so classic! Beautiful!"

"Gue lanjut jalan ke daerah Solo. Oh my Gosh! Gue nemu tempat keren banget man! Semua keliatan perfect di kamera gue. Nih dia nih...this is called KARATON, is it? (Nanya ke gue)." Kemudian gue membetulkan...It's Keraton. (Pake senyum).

Tangan yang tadi bergerak, kini matanya yang bertutur.
Melotot...melotot...dan makin melotot tanda dia excited banget (walau percuma juga sih, gak bakalan belok' juga keliatannya..hehe)

"Nih nih...gue juga kesini juga, one of the 7 wonders! (dia nunjukkin foto Borobudur yang dia ambil dari salah satu hotel dengan best view). Ow man! I can't imagine how they built this huge temple! Kalo lo nyentuh statue di dalem stupa ini, you can make a wish and will dream come true! Eh tapi, kayaknya batu2nya banyak yang replika ya? Bodo ah, tetep keren!!"

*well, sebenernya gue pengen benerin ke dia, kalo Borobudur gak pernah masuk dalam 7 wonders. Tapi males ah jelasinnya, pegel man nerjemahinnya! Haha...

Sambil ngunyah Mc Spicy Chicken yang baru aja di aoreder, dia lanjut ngoceh... Kali ini gak melotot lagi, tapi justru memicingkan matanya ke arah gue. Ya, gue.

"Lo tau Komodo Island kan? Gilaaakk maaannn! Gue pengen banget kesana, tapi kayaknya semenjak masuk nominasi 7 wonders yang baru, jadi mahal banget ya. Trus, itu Komodo bener2 udah langka. Kebangetan lah kalo sampe punah juga! Ya nggak Rahma?"

*Haha...kali ini gue gak menanggapi soal kepunahan. Tapi gue justru ngasih tau kalo Komodo Island itu masuk 7 wonders by voting. Fei pun ngangguk2 sambil bilang...ooooo....

This is the best part.

"And yeah! If there's a heaven on earth, i think i've been there! You know Rahma... Gue juga ke BROMO! Wah gila ya...waktu gue nongkrongin sunrise dari atas, tuh awan turun semua...smoookeeeyy... Dan gue mendadak berasa di Jurrasic Park! Awesome! Heaven!!!"

*gue? tetep ngunyah mc nuggets sambil ngangguk2... sesekali senyum, nahan pedes :)

Kalimat terakhir Fei:
" Hey Rahma...you have a heavenly country! Should proud of it laah...!"

Dia mengakhiri ceritanya.
Gue diem.
Entah karena kekenyangan, atau mendadak mikir.

_____________________________________

Oke. Fei ini orang Singapore yang baru aja ke Indonesia, trus kagum.
Pola cerita yang sama waktu gue pulang dari Maya Bay Thailand.
Cerita lebaaaaay...kayak baru pulang dari sorga.

Tapi, kali ini... gue gak cerita tentang negara lain.
Tapi orang lain yang cerita tentang negara gue.
Adalah basi buat gue, denger orang ngomong Indonesia tuh keren, cantik, zamrud khatulistiwa, atau apalah.

Gue juga tau kalo Indonesia itu kece.
Tau dari mana?
Ya Google images lah! hehehe....

Tapi....
Fei ini cerita soal Jogja dan Solo. Bukan Raja Ampat. Bukan Bunaken. Bukan Lombok. Bukan Hutan Kalimantan. Bukan Wakatobi. Bukan Pantai Belitung. Bukan Bali.

Jogja dan Solo itu terlalu sederhana di mata kita. (Kita??? elo doang kaliii...)
Tapi istimewa di mata orang asing.
Bromo itu cuma seonggok gunung volkano aktif, yang beberapa kali buat lokasi syuting.
Tapi sebuah taman Jurrasic buat orang asing.
Keraton Solo? Kayaknya terakhir gue kesana, gue cuma nyari wedang ronde dan sesekali motret mbok-mbok lewat.
Tapi Keraton Solo adalah eksotis buat orang asing.

Gue mendadak malu.
Entah malu atau emang selama ini gak mau tau.
Tapi untungnya gak lama-lama sih malunya, kemudian berubah bangga.
Mungkin Fei benar....negri gue itu sorga di bumi.
Fei lebih dahulu menyadari itu daripada gue.

Fei menyeruput Coke-nya sambil geleng-geleng ngeliatin foto Brorobudur hasil karyanya.
Gue mulai bisa mendengar suara hatinya.

_______________________

Gue?
Udah terlanjur beli tiket ke Tokyo maret depan.
Kemudian tersadar kalo sekokoh apapun Tokyo Tower gak akan pernah terlihat seindah Candi Prambanan :)

Minggu, 13 November 2011

KALAU HUMBLE UDAH KEHILANGAN MAKNANYA

Kita, orang Indonesia memang udah ditakdirkan untuk jadi bangsa yang punya naluri rendah hati. Entah genetik, atau memang bentuk usaha kebaikan yang diajarkan semenjak lahir, masuk Sekolah Dasar di pelajaran pendidikan moral, kemudian beranjak dewasa dengan pelajaran manner lainnya. Menjadi down to earth itu memang terpuji. Siapa yang gak seneng sama orang humble?

Humble.

Belakangan, gue mengalami sesuatu yang bias dengan kata HUMBLE. Apalagi down to earth.  Sekali lagi, menjadi humble memang terpuji. Tapi humble yang bagaimana? Apa iya terus menerus berkata: "ah...biasa aja kok", "ya..alhamdulillah ya...ini kan kerja keras sama-sama", "gue gak bisa kok...ini kebetulan aja", "karya gue biasa-biasa aja kok..."?. Apa iya menulis status ALHAMDULILLAH, bersyukur bla bla bla bisa dibilang humble, sementara dia terus menerus nunjukkin hidangan mewah macam apa yang dia makan, apa yang dia pakai, apa yang baru dia beli?

Kita belum cukup berani mengakui achievement. Semua harus berdasarkan kata-kata yang seolah down to earth. Alasannya? Jelas. Nanti gue dibilang sombong. Baiklah. Mungkin lebih baik diam daripada menjadi palsu. Toh masih ada pilihan?

Menjadi mulia bukanlah sesuatu yang apa kita citrakan dengan kemasan luar saja. Begitu juga dengan humble. Humble adalah sesuatu yang abstrak, namun terlihat. Humble punya cara tersendiri untuk menunjukkan dirinya. Dalam diam ataupun koar-koar bak orasi demonstrasi. Mengakui apa yang sudah kita kerjakan dengan percaya diri bukan berarti kita tidak rendah hati.

Menjadi bangga bukan berarti besar kepala.
Kadang interpretasi orang justru mengacaukan sifat kita sebenarnya.

Jadilah otentik dan yakinlah bahwa humble ada dalam sisi hati kita yang tidak perlu kita definisikan dengan kata-kata harafiah namun menjadi basa-basi.

Mungkin begitu lebih baik :)

Sabtu, 12 November 2011

MY MUSIC. MY WORLD. WORLD MUSIC.



MY FIRST FASHION GRAPHICS





Ceritanya lagi agak obsessed jadi fashion graphic designer. Karena belom bisa punya fashion photo sendiri, jadi untuk sementara gue coba eksplor dengan graphic style dulu. Hehehe..
Terlahir bukan sebagai cewek yang stylish, bukan berarti gue gak suka fashion. Gue selalu kagum sama fashion designer yang bukan cuma bisa bikin baju yang keren, tapi justru dari gimana mereka mempresentasikan karya mereka dalam medium cetak.

I hope someday...gue bisa jadi fashion graphic ya. Amiinnn :)

Selasa, 08 November 2011

BACK FOR GOOD



People come and go.
I know.

Mengenal Indonesia sebagai tanah kelahiran, di mana kita pernah hidup, tumbuh, dan berkembang adalah mustahil untuk kita menjadi lupa. Jalan hidup bisa berubah, nasib bisa aja nganterin kita kemana aja. Jarak menjadi semakin absurd. Ribuan mil bisa terasa di depan mata. Tapi toh ada naluri yang bisa kapan aja muncul. Sekadar kangen, homesick, sampai akhirnya memutuskan untuk....pulang.

Life path. Entah apa bedanya sama takdir.

Beberapa bulan lalu dapet kabar dari stranger yang gue kenal, tinggal di luar negri sana, memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Bukan pilihannya. Tapi toh ada tanggung jawab yang lebih besar yang harus ditanggungnya. Dia pulang. Entah menyesal atau enggak. Mengejar mimpi yang lebih tinggi di negeri sendiri. Banting setir mengejar apa yang selama ini menggelitik hati. Entah bagaimana dia sekarang... Semoga selalu baik saja.

On the other hand, seminggu lalu dapet kabar dari temen yang bilang bakalan back for good ke Indonesia dalam waktu seminggu ke depan. Gagal dapat working permit, apalagi green card, membuatnya terpaksa...ya, sangat terpaksa kembali ke tanah air. Gue yakin, keterpaksaan bukan karena gak cinta, tapi ini bukan pilihannya. Been almost 6 years. Dan mendadak harus pulang adalah bukan hal yang mudah. Tanah air memang rumah, tapi kadang ada kondisi yang memutar mind set kita bahwa apa yang kita pijak sekarang adalah juga rumah kita. Ini masalah biasa dan sudah terbiasa.

Back for good isn't really that good. Is it?
Nggak juga.

Beberapa teman lain terlihat survive di negara di mana mereka merantau. Some of them, udah menganggap negri itu adalah rumah mereka for the rest of their life. Sekali lagi, bukan tidak cinta sama negeri sendiri. It's just about life chapter. Walaupun kerinduan mereka akan gado-gado dan sambel terasi kadang gak bisa dibohongin. Hehehe..

Back for good itu takdir.
Gue setuju.
Gak ada yang akan pernah tau kapan kita kembali.
Toh, PULANG adalah kata yang paling harafiah dan mendasar dari jajaran kata apapun yang ada di kamus manapun. Sejauh manapun kita pergi, akan tetap ada stempel imigrasi Indonesia, tanda kita memijakkan kembali ke tanah air. Even bukan atas nama nasionalisme or whatever... Back for good, baik pilihan maupun bukan, punya interpretasi tersendiri bagi yang mengalami.

Back for good is a part of life chapter.
Back for good is a journey.
Back for good is destiny.

Someday, i will know how it feels like.
Entah kapan :)

Minggu, 06 November 2011

ICE CREAM CALMS ME

BELAJAR DARI IKEA





Backpain yang berkepanjangan belakangan ini sangat menyiksa. Penyebabnya akhirnya ketahuan, kasur dan bantal gue selama ini bener-bener gak proper buat tidur. Bukan berarti harus mahal atau serba comfort, tapi memang butuh yang lebih layak sedikit buat melepas lelah.

Needs: mattress and pillow.
Boundary: gue foreigner dan gak tau harus beli dimana.
Budget: udah pasti terbatas.
Top of mind: IKEA.
Kenapa IKEA? ummm...kayaknya gue bisa dapet barang bagus dengan harga affordable, dan gue ngerasa...IKEA itu simple, gue banget! Hahahaha...

SIMPLE.
GUE BANGET!
How can i say that to a thing that i never had any experience of it???
This is how the brand works. Secara gak sadar, apa yang mereka positioniong-kan...emang bener2 nancep di pikiran kita. Ya okelah, positioning itu bahasa orang marketing banget. Tapi memang begitulah sebuah brand bekerja di pikiran alam bawah sadar kita.

Orang Jakarta, bakal ngerasa cool atau keren kalo beri barang-barang IKEA. Even gak kebayang ya kalo musti beli lemari minimalis itu dan ngebawanya ke jakarta. Man!! Tapi gak berhenti disitu, IKEA ngerti bangeeett... mereka gak akan ngebiarin kita pulang dengan tangan hampa, masih ada "pelipur lara", which is barang2 laper mata yang keliatan "lucu" buat kita. Shelf buku, frames, selimut, quilt, nite lamp, piring, sendok...semua barang2 laper mata yang bisa hand carry! Gak dapet lemarinya, gak dapet kasurnya, yang penting bisa bawa frame lucu ada label IKEA nya :)

Temen gue, dateng dari jakarta kemudian ketemu gue, dengan bangga nunjukkin sebuah tabung serbaguna minimalis : "Ma! liat doooong gue dapet apa di IKEA! nih....$5 aja loooh! lucu kan?" Begitu gue bilang: " Ini mah di matahari juga ada!". Mukanya langsung berubah, diem sih...tapi seolah wajahnya berkata... "iya juga sih yaaa...". Heehehehe...

Sementara housemate gue, orang lokal sini, begitu gue tanya soal IKEA, jawabnya justru: " IKEA tuh barang murah yang cepeeettt banget rusak! Gak worth! Gue gak yakin sama kualitasnya!"

Nah! Trus mana yang bener?

Ya gak ada yang salah dan gak ada yang bener.
Housemate gue berpendapat berdasarkan experience, temen gue dari Jakarta berpendapat berdasarkan emotional things. Dan buat sebagian orang, kualitas bukan issue, yang penting tuh barang/brand...GUE BANGET! I'm so into it!

Begitulah brand bekerja. In this case, IKEA.

IKEA adalah retailer furnitur terbesar di dunia, didirikan pada tahun 1943 oleh Ingvar Kamprad di Swedia. Apa yang menjadikannya sebagai popular retailer adalah produk2nya yang self assembled, di mana konsumen tidak perlu assistant untuk merakit furniturnya. Semua serba praktis, simple, dan menjadikan sebuah kemudahan dalam penataan tata letak ruang. Self assembled adalah value yang diberikan IKEA untuk menekan harga.

Menurut gue, material yang dipakai IKEA bukan kayu atau material lain dengan kualitas tinggi. DESIGN adalah yang menjadikannya sexy :) That's why, material bukan lagi jadi issue IKEA. Some people really doesn't care of it! They have a small space, limited budget, tapi mereka sadar akan trend dan cool things! So? They have the answer! Sama seperti gue hari ini, yang butuh kasur buat tidur. I do have the answer! :)

IKEA and me, buat sebagian orang, adalah personal thing! Bukan lagi hubungan kebutuhan.  Simple research gue by tweet malem ini, sebagian menjawab IKEA adalah creative, nice, dan affordable! That's it! That's what IKEA needs to build in ours! :)

Hmmm... Sekarang tinggal nunggu kiriman kasur gue dateng Jumat ini. Gue butuh experience untuk punya komentar lagi soal IKEA. Wiwww...gak sabar nyobain matras baru $79, matras termurah di IKEA yang gue beli. Darurat! Merelakan $55 untuk ongkos kirim! Gak manusiawi!!! Hahahaha....

Goodnite and sleeptight....

THE NITE IS STILL YOUNG

Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya. Melangkahkan kaki ke downtown, berbekal ez-link card, kamera seadanya, dan beberapa dollar di dompet just incase ketinggalan last train dan harus naik taxi pulang ke rumah.

Malam ini masih sama seperti malam-malam sebelumnya. Downtown masih dipenuhi lampu-lampu benderang, hanya lebih hingar bingar. Oh...ada mini concert di ujung Raffles Quay. Semacam rock mini concert, entah, ga terlalu tertarik.

Adalah surga bagi para pecinta fotografi. Dimanjakan night scenery dengan lampu warna warni, beberapa neon kites yang berterbangan di atas kepala, dan half moon yang agak malu-malu tertutup awan tebal. Buat saya, kota seramai ini tidak cukup ramai. Sepi adalah sepi. The sounds that i could only hear are just my shutter's click and my heartbeats.

The nite is still young. The sounds and party just started.
But i just missed that last train and need to catch taxi to back home.
It's rainy...
Miss my bed and blanket.

Goodnite world...




Sabtu, 05 November 2011

TO THE HIGH AND BEYOND








Menunggu flight balik ke Jakarta jam 9 malam selepas interview disini, uang di kantong cuma ada $100. Siang itu terik, gue penasaran ada apa di atas Marina Bay itu. Skycrapper super cantik di ujung Pulau Singapura. Menembus jembatan di depan Promenade, menyusuri Youth Olympic Park, dan kemudian masuk ke mall Marina Bay Sands, akhirnya nembus juga ke Marina Bay Hotel.

Sky Park.
Merogoh uang $20 untuk bisa melihat negara ini jauh dari atas roof top gedung.
Awesome! This country isn't bigger enough than my own town, jakarta! Hehehe...
Singapore gak pernah berhenti memoles diri. Banyak proyek yang sedang berjalan. Semua menunjukkan keduniawian. hahahaha...

This is me, standing here.
Ready to catch my flight up this nite.
See you and let's fly!!!

Sabtu, 29 Oktober 2011

ADA SURGA DI INDIA










What more can i say bout' India?
This CRAZY ISLAND really makes me laugh all the time! Hahaha..

Memutuskan untuk traveling ke New Delhi, Maret 2011 lalu. Semua berkomentar: "are you sure??? If i had money, i will take India as my last destination." Tapi itu gak mengubah niat gue untuk kesana, entah teracuni film Eat,Pray, Love...atau Kuch Kuch Hota Hai. Tapi gue HARUS ke India. Salah satu negara termiskin di dunia. Dan gue memang udah siap...don't expect too much in India. I will be suffer. Yes. Truly suffer...

Hari itu, 25 Maret 2011 akhirnya gue menginjakkan kaki di New Delhi.
Owww yeaaaaaa!!! This is what i call WORLD! Hahaha... i can feel that the real adventure will come to me as soon as i leave that Indira Gandhi Int. Airport. And yes... gue tersesat di  New Delhi Station, 'tertangkap' mafia stasiun dan harus pasrah tidur di hotel stasiun yang kumuh, bau, dan banyak preman. Melewati tumpukan sampah dan gelandangan jam 2 pagi itu sungguh sangat...spektakuler!

Bertemu Tahir, supir taxi yang akhirnya membawa kita ke Agra, Jaipur, Rajahstan, dan kembali ke New Delhi lewat jalur darat selama 3 hari. Owww mann! This is truly what i call TRAVELING! India is full of surprises things! Negara yang katanya salah satu paling miskin di dunia. Memang benar. Tapi kalau melihat apa yang sebenarnya mereka punya...i don't think so. They really rich with their culture and heritage. They must be know that they're really live in 'the most sexiest land' that i've ever stayed in.

I really do love India.
It's perfect! :)