Rabu, 25 Agustus 2010
DI UJUNG TELUK JAKARTA
Kamu yang hidup di masa kini. Tangan-tangan yang perkasa. Terjulur berkeringat dari urat yang meregang. Mengalirkan keringat, meneteskan cita dan cipta, memberikan akar dan otot, nafas dan kasih, memahat wajah, sekeping tanah, di tepian pantai Jakarta.
Kami yang berkarya hari ini, bagi tanah basah ini. Demi penyegar jasad dan sukma, yang lahir dan hidup, yang mereguk angin dan air, di bumi pertiwi, di ibukota negeri ini.
Padamu yang bakal lahir dan tumbuh di pangkuan pertiwi ini. BErkumandang doa dan harapan suci. Semoga cahaya pikir dan daya raga sepanjang usiamu ikhlas berdiri. Menjaga melindungi taman impian ini. Di mana insan bertemu muka, bertatap jiwa, melepas dahaga suka, dan membuang rindu pada sesama. Pada alam wajah semesta.
Padamu yang akan terlahir dalam zaman sambunglah darah kehidupan kami. Kebun penyemai keindahan. Perabuk jiwa kelembutan. Penyegar jiwa pengabdian. Yang tumbuh di sini, di pantai emas ini. Di muara sejarah Jakarta. Jantung perkasa. Peradaban Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar